PROPOSAL
MANAJEMEN TERNAK PERAH
PT.
MAJU SEJAHTERA “SUSU MURNI VARIAN RASA”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Manajemen Ternak Perah
Dosen : Dewi Wahyuni , S.Pt., M.Si
Disusun Oleh:
M. TATANG HIDAYAT A.
1710851
MADANI WINDU HAPSARI A.
1710285
SURYA EKA TABARA
A. 1510652
WIRA FADHILLAH S A. 1710585
PROGRAM
STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
DJUANDA BOGOR
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kita panjatkan kepada Alloh SWT atas Rahmat-Nya yang selama ini
kita dapatkan, yang memberi hikmah dan paling bermanfaat bagi seluruh umat
manusia, sehingga oleh karena-Nya kami dapat menyelesaikan tugas manajemen
ternak perah ini dengan baik dan tepat waktu. Ada pun maksud dan tujuan dari
penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen pada matakuliah manajemen.
Dalam
proses penyusunan tugas ini kami menjumpai berbagai hambatan, namun berkat
dukungan materi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan cukup baik. Oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang
membantu menyelesaikan tugas ini.
Tugas
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan depi
perbaikan pada tugas selamjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Bogor, 12 April
2020
Penyusun
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di era modern ini banyak orang yang cenderung menginginkan hidup
serba instant, padahal sesuatu yang instan itu tidak baik dan
berdampak negative. Begitu pula dengan makanan instant yang
dimakan akan berdampak negative pada kesehatan. Sehingga akan
memunculkan penyakit- penyakit baru yang tidak ada pada kehidupan dahulu.
Masyarakat mempunyai pola konsumsi makanan yang tidak memperhatikan aspek
kesehatan karena mereka hanya menginginkan kemudahan/ kepraktisan padahal
didalam makanan yang instant tersebut terdapat bahan-bahan
kimia yang sangat merugikan bagi kesehatan dan suatu saat nanti akan
menimbulkan bermacam-macam penyakit yang di derita seperti masyarakat modern ini.
Pola hidup instant tersebut banyak diterapkan oleh orang-
orang yang mempunyai tingkat
kesibukan tinggi karena mereka tidak memikirkan
akan dampak negative dari makanan tersebut dan hanya
menginginkan yang praktis dan mudah dalam mengkonsumsi makanan.
Namun
dengan seiringnya waktu masyarakat menyadari akan pentingnya kesehatan. Mereka
menyadari bahwa sehat itu mahal sehingga mereka ingin kembali hidup sehat.
Karena semakin meningkatnya keinginan masyarakat untuk kembali hidup sehat maka
sekarang muncul beberapa makanan yang difermentasi dan baik bagi
kesehatan salah satunya yoghurt. Yoghurt adalah
minuman sehat yang terbuat dari fermentasi susu sapi. Istilah yoghurt berasal
dari bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yoghurt diartikan
sebagai bahan makanan yang berasal dari susu sapi dengan bentuk menyerupai
bubur atau es krim yang rasanya asam (Shurtleff dan Aoyagi, 2007) . Yoghurt ini
tidak hanya enak dimakan tetapi juga baik bagi kesehatan serta rendah lemak
serta masih banyak manfaat lainnya. Sehingga banyak masyarakat tertarik untuk
mengkonsumsi yoghurt meskipun yoghurt saat ini masih kurang dikenal oleh
masyarakat luas.
Dengan
dasar pemikiran itulah usaha Yoghurt ini dibuat. usaha yoghurt ini
dipilih karena tidak membutuhkan modal yang terlalu banyak dan semakin hari
banyak masyarakat yang mencari produk ini. Pengetahuan akan pembuatan dan
manfaat yoghurt bagi kesehatan oleh penulis ini sangat mendukung proses proses
dan operasi usaha ini.
Susu merupakan makanan sumber protein
hewani yang berasal dari sapi sedang laktasi. Susu mempunyai nilai gizi tinggi yang
dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin dan
mineral. Protein susu mempunyai nilai biologis tinggi karena mengandung asam
amino essebsial yang lengkap, seimbang sehingga lebih mudah dicerna tubuh.
Nilai
biologis susu yang tinggi menyebabkan susu mudah terserang mikroorganisme,
sehingga susu mudah rusak dan tidak tahan lama disimpan dalam bentuk segar.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengolahan lanjutan untuk susu menjadi
produk yang lebih tahan lama namun tidak merusak nilai gizi yang terkandung
didalamnya.
Yoghurt
merupakan salah satu bentuk pengolahan lanjutan dari susu yang dapat
meningkatkan daya simpan susu dan juga meningkatkan nilai gizi yang terkandung
didalamnya. Yoghurt dibuat dengan memeram susu yang diinokulasikan
menggunakan bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang dapat digunakan
sebagai starter untuk inokulasi yoghur adalah Laktobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus.
Penggunaan
bakteri asam laktat sebagai starter yoghurt menyebabkan yoghurt yang dihasilkan
menjadi asam. Proses permentasi selain memberi efek pengawetan juga merubah
rasa susu menjadi asam juga merubah struktur dan cita rasa susu. Hal ini
membuat produk permentasi lebih menarik, mudah dicerna dan bergizi. Penambahan
bahan lain seperti ekstrak buah, kacang, dan flavor dapat dilakukan
untuk menambah cita rasa yoghurt agar lebih menarik.
1.2 Profil
Usaha
Ø Nama
Perusahaan : PT. MAJU
SEJAHTERA
Ø Bentuk
Perusahaan : KEMITRAAN
Ø Bidang
Usaha :
PERDAGANGAN
Ø Lokasi
Usaha : jl. Kayu ambon, kayuambo, lembang, bandung jawa barat
40391
Ø Jumlah
Tenaga kerja : 4 Orang
1.3 Tujuan
Usaha
Ø Membantu masyarakat dalam memilih makanan yang
menyehatkan.
Ø Ikut berperan serta menciptakkan produk seperti
yang diinginkan masyarakat.
Ø Ikut berperan serta bagi masyarakat untuk
kembali hidup sehat.
1.4 Manfaat
Umum
Manfaat dari pendirian
usaha ini adalah :
Ø Memberikan Jajanan yang
murah untuk semua kalangan.
Ø Membuka lapangan
pekerjaan.
Ø Memberikan jajanan yang
sehat untuk semua kalangan.
II ANALISIS ASPEK PASAR
2.1 Potensi
Budidaya Sapi
Salah satu
komponen dari subsektor peternakan yang memiliki banyak manfaat dan berpotensi
untuk dikembangkan di Indonesia adalah agribisnis persusuan. Kondisi geografis,
ekologi, dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia memiliki
karakteristik yang cocok untuk pengembangan agribisnis persusuan. Selain itu,
dari sisi konsumsi, produksi susu dalam negeri masih belum mencukupi untuk
menutupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Susu sapi merupakan suatu emulsi
lemak di dalam air yang mengandung gula, garam-garam, mineral dan protein dalam
bentuk koloid (Buckle et al, 1987). Susu sapi merupakan salah satu bahan pangan
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, yang dewasa ini sebagian
besar dimanfaatkan sebagai bahan pangan, baik diminum dalam keadaan segar
maupun diolah menjadi produk tertentu. Susu merupakan bahan pangan yang
tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi seimbang. Di dalam susu
terkandung vitamin B2 dan vitamin A, selain protein juga terdapat macam-macam
asam amino yang penting untuk pertumbuhan tubuh. Sekarang, susu sapi dijuluki
sebagai bahan makanan dengan kandungan vitamin lengkap, juga sebagai “darah
putih” yang membantu kesehatan tubuh manusia.
Provinsi Jawa Tengah merupakan
provinsi yang menggunakan susu sapi segar paling banyak dibandingkan dengan
provinsi lain, selama tahun 2017 mencapai sekitar 823,8 ribu ton. Provinsi
berikutnya dengan penggunaan susu sapi segar terbanyak adalah Provinsi Jawa
Barat sebanyak 240,3 ribu ton dan Provinsi Jawa Timur sebesar 103,1 ribu ton.
Sedangkan penggunaan susu sapi segar yang terendah adalah di Provinsi
Kalimantan Utara, Maluku dan Maluku Utara yang tidak mencapai 10 ton setahun.
Penggunaan susu sapi segar per kapita selama tahun 2017 yang tertinggi juga terjadi
di Provinsi Jawa Tengah hingga mencapai sekitar 24,09 kg per kapita per tahun.
Selanjutnya terjadi di Provinsi Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Provinsi DKI
Jakarta yang masing-masing mencapai sekitar 5,02 kg, 4,41 kg dan 4,39 kg per
kapita per tahun. Provinsi dengan tingkat kebutuhan susu sapi segar sangat
sedikit adalah Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara dan Nusa
Tenggara Timur.

|
Provinsi
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
2017
|
2018
|
2019
|
|
ACEH
|
38.00
|
140.00
|
94.30
|
88.74
|
76.50
|
53.55
|
59.67
|
|
SUMATERA
UTARA
|
1369.00
|
783.00
|
776.16
|
1014.48
|
1402.56
|
1846.80
|
2190.24
|
|
SUMATERA
BARAT
|
1685.00
|
1032.00
|
1298.63
|
1363.23
|
1269.90
|
1089.36
|
1081.71
|
|
RIAU
|
151.00
|
81.00
|
79.38
|
74.84
|
52.16
|
88.26
|
90.03
|
|
JAMBI
|
18.00
|
18.00
|
8.50
|
6.82
|
11.86
|
8.91
|
8.91
|
|
SUMATERA
SELATAN
|
325.00
|
95.00
|
124.25
|
127.25
|
112.22
|
67.92
|
73.91
|
|
BENGKULU
|
265.00
|
275.00
|
273.55
|
183.82
|
205.24
|
437.11
|
570.27
|
|
LAMPUNG
|
216.00
|
223.00
|
678.16
|
669.33
|
617.85
|
1122.42
|
1200.39
|
|
KEP. BANGKA
BELITUNG
|
600.00
|
19.00
|
83.17
|
99.70
|
328.05
|
407.22
|
445.45
|
|
KEP. RIAU
|
-
|
-
|
0.01
|
0.01
|
11.77
|
10.30
|
8.83
|
|
DKI JAKARTA
|
5265.00
|
5170.00
|
4768.68
|
4725.56
|
5417.83
|
5097.96
|
5266.80
|
|
JAWA BARAT
|
255548.00
|
258999.00
|
249946.95
|
302559.48
|
310461.27
|
319003.97
|
351885.17
|
|
JAWA TENGAH
|
97579.00
|
98494.00
|
95512.93
|
99996.62
|
99606.55
|
100998.41
|
100799.24
|
|
DI YOGYAKARTA
|
4912.00
|
5870.00
|
6187.32
|
6225.57
|
6124.59
|
4059.47
|
5720.67
|
|
JAWA TIMUR
|
416419.00
|
426254.00
|
472212.76
|
492460.62
|
498915.77
|
512846.75
|
523103.69
|
|
BANTEN
|
72.00
|
20.00
|
17.20
|
17.52
|
20.35
|
87.92
|
87.92
|
|
BALI
|
135.00
|
122.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
NUSA TENGGARA
BARAT
|
28.00
|
-
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
NUSA TENGGARA
TIMUR
|
37.00
|
0.00
|
0.04
|
0.04
|
30.79
|
16.42
|
19.84
|
|
KALIMANTAN
BARAT
|
259.00
|
42.00
|
34.99
|
43.20
|
62.46
|
95.90
|
115.14
|
|
KALIMANTAN
TENGAH
|
-
|
-
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
KALIMANTAN
SELATAN
|
135.00
|
281.00
|
162.10
|
126.07
|
112.41
|
252.01
|
154.74
|
|
KALIMANTAN
TIMUR
|
41.00
|
118.00
|
120.87
|
148.41
|
163.71
|
168.30
|
175.95
|
|
KALIMANTAN
UTARA
|
-
|
3.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
SULAWESI
UTARA
|
-
|
-
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
2.44
|
6.51
|
|
SULAWESI
TENGAH
|
-
|
-
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
SULAWESI
SELATAN
|
1671.00
|
2635.00
|
2727.00
|
2752.20
|
3052.80
|
3173.40
|
3299.40
|
|
SULAWESI
TENGGARA
|
-
|
13.00
|
17.65
|
27.95
|
51.49
|
69.14
|
77.97
|
|
GORONTALO
|
16.00
|
15.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
SULAWESI
BARAT
|
65.00
|
47.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
MALUKU
|
-
|
-
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
MALUKU UTARA
|
-
|
-
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
PAPUA BARAT
|
-
|
-
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
PAPUA
|
-
|
-
|
0.00
|
23.54
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
|
INDONESIA
|
786849.00
|
800749.00
|
835124.60
|
912735.01
|
928108.13
|
951003.95
|
996442.44
|
(sumber: Badan
Statistik , 2003)
Berdasarkan data-data diatas dimana jumlah konsumsi susu segar penduduk
provinsi ini sangatlah kecil yaitu 704.855 ton
setahunnya. Dan produksi sapi dari peternak yaitu sebanyak 928.108.13 ton, yang berarti peluang pasar yang masih
sangat besar dan layak untuk dimanfaatkan.
2.2 Analisi
SWOT
Untuk mendirikan suatu usaha penting
untuk mengetahui aspek –aspek yang mempengaruhi usaha tersebut. Aspek-aspek
tersebut adalah aspek strength (kekuatan), aspek weakness (kelemahan), aspek
opportunities (peluang pasar), dan aspek threath (ancaman).
a.
Aspek strength (kekuatan)
-
Selalu mendapatkan bahan baku yang segar dan terjamin
kualitasnya.
-
Penjualan susu murni
memiliki keunikan di bentuk gelas,yaitu gelas yang berukuran jumbo,gelas kecil
warna-warni dan menyediakan dot untuk anak-anak.
-
Sedikitnya
café yang mengkhusukan makanan dan minuman berbahan baku susu murni.
b.
Aspek weaknes (kelemahan)
-
Bahan baku yang mudah basi dan rusak jika tidak mendapatkan perawatan
yang bagus
-
Lokasi yang kurang luas,tempat parkir yang sempit karena berdekatan
dijalan raya.
c.
Aspek opportunities (peluang)
-
Susu murni dengan
varian rasa
yang sesuai dengan
-
Minuman sehat dan
semua usia bisa mengkonsumsinya
-
Susu minuman yang kaya vitamin dan protein dan bagus untuk kesehatan.
d.
Aspek threath (ancaman)
-
Muncul pesaing baru
dalam usaha yang sama dan memiliki kapasitas yang lebih besar.
III ASPEK
PRODUKSI
3.1 Pakan
Ternak
Pakan
ternak yang akan diberikan adalah hijauan ternak berupa rumput gajah atau
rumput raja sekitar 60% yang berada disekitar lingkungan peternakan, serta
diberi pakan jenis konsentrat yaitu dedak padi, tepung jagung, bungkil kelapa,
bungkil kedelai, ampas tahu garam dapur, kapur, dan tepung tulang.
3.2 Fasilitas
produksi
Untuk
memproduksi susu dalam usaha sapi perah tidak lepas dari fasilitas dalam
memproduksi seperti lahan, perkandangan, serta peralatan penunjang yang digunakan.
Dengan demikian berkembangnya teknologi maka peralatan yang digunakan juga
semakin canggih. Peralatan yang digunakan berupa tempat penyimpanan susu, alat
pemerahan susu, cangkul, sikat.
3.3 Bangunan
dan Peralatan
Untuk
usuaha pengembangan sapi perah yang dilakukan secara intensif diperlukan
bangunan, peralatan, persyaratan teknis dan letak kandang yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Bangunan
·
Kandang pejantan
·
Kandang induk
·
Kandang anak (pedet)
dan dara
·
Gudang pakan
·
Tempat penampungan dan
tempat limbah
b. Peralatan
·
Tempat pakan dan
tempat minum
·
Gerobak
·
Alat pembersihan
kandang
·
Peralatan kesehatan
hewan
·
Selang
·
Alat pemotongan dan
pengangkut rumput
3.4 Perkandangan
Perkandangan
adalah aspek penting dalam peternakan sapi perah. Perkandangan merupakan
kompleks yang meliputi kandang sapi perah, gudang pakan, tempat penampungan
kotoran dan kantor. Perkandangan
diharapkan dapat menunjang dalam proses produksi sapi perah. Persiapan
perkandangan perlu diperhatikan karena berkaitan erat dengan kesuksesan peternakan sapi perah, dan tipe kandang yang
digunakan untuk kandang sapi perah adalah tipe bebas kovensional, bentuk
kandang ini memudahkan dalam penanganan selama pemeliharaan baik pada saat
memerah, memandikan, serta memudahkan dalam membersihkan kandang.
3.5 Tenaga
Kerja
Tenaga
kerja perlu diperhatikan dalam mencapai efisiensi biaya produksi. Menurut
pengalaman peternak sapi perah di Indonesia, satu orang tenaga kerja pria dewasa
akan mampu mengurus sampai dengan 6 ekor sapi perah dewasa. Data analisis
usaha, peternakan sapi perah yang tidak menggunakan tenaga kerja upahan,
melainkan menggunakan tenaga kerja peternakan itu sendiri atau tenaga
keluarganya, maka tenaga itu harus diperhitungkan sebagaimana layaknya tenaga
kerja upahan. Tenaga kerja yang digunakan pada peternakan sapi perah bisa
bersal dari semua kalangan masyarakat baik dalam pendidikan formal maupun non
formal. Kegiatan dimulai pukul 07.00 sampai 15.30 WIB dengan waktu istirahat
pukul 12.00 sampai 13.00 WIB. Estimasi tenaga kerja yang digunakan untuk usaha
sapi perah dan produksi susu sapi murni 28 ekor sapi perah dewasa yaitu 4
orang.
3.6 Usaha
Pengolahan Susu Murni
Keburuhan
nutrisi masyarakat sangat kurang karena kurang kesadaran akan minum susu setiap
hari. Dengan memperbanyak nya usaha susu sapi murni di daerah lembang ini maka
akan semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi susu sapi murni, dan kebutuhan
gizi masyarakan akan tercukupi. Usaha susu sapi murni ini akan di beri varian
rasa-rasa yang lezat dan memberi gizi. Dan susu murni nya sendiri diproduksi di
peternakan yang dikelola sendiri.
IV PROGRAM PELAKSANAAN USAHA
3.7 Kegiatan Pra Operasional
|
No
|
Jenis Kegiatan
|
Jadwal Pelaksanaan
Maret 2010 (hari)
|
Biaya (Rp.)
|
|||||||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|||
|
1.
|
Survei Pasar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
|
2.
|
Pembuatan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
|
3.
|
Pengajuan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
V ASPEK FINANSIAL
Kebutuhan
biaya dalam mendirikan usaha budidaya sapi ini meliputi
1. Biaya Investasi (Rp. 000)
|
Investasi Awal
|
Jumlah
|
Satuan
|
Harga satuan
|
Biaya (Rp)
|
|
1. sewa tempat
|
1
|
Paket
|
|
1.000.000
|
|
2. peralatan
|
|
|
|
500.000
|
|
2.
Instalasi sumber air dan listrik,
meliputi:
-
penyediaan pompa air dan tanki air
-
pemasangan jaringan dan pengadaan alat-alat
listrik
|
1
1
|
Paket
|
|
750
250
|
|
Total Investasi Awal
|
|
|
|
2.500.000
|
2. Biaya Produksi (Rp. 000) / perioede
(4-5 bulan)
|
No
|
Uraian
|
Jml
|
Satuan
|
Harga Satuan (Rp.)
|
Total Rp
|
|
1
|
Susu murni
|
50
|
Liter
|
3.000
|
150.000
|
|
2
|
Varian rasa
|
19
|
-
|
5.000
|
95.000
|
|
3
|
Sedotan
|
10
|
-
|
3.000
|
3.000
|
|
4
|
Plastic
|
10
|
|
2.000
|
2.000
|
|
6
|
Biaya litrik &
telepon
|
5
|
Bulan
|
300
|
200
|
|
17
|
Pekerja
|
|
Orang/bln
|
750
|
3.000
|
|
Total Biaya
Produksi
|
253.200
|
||||
3. Proyeksi Pendapatan (per periode)
Penjualan
susu varian rasa (@ Rp. 5.000) =
80 gls x Rp 5.000 x 26 hr
=
Rp. 10.400.000,-
Pendapatan = Rp. 10.400.000,-
4. Proyeksi Keuntungan
a. Keuntungan = Pendapatan – Biaya Produksi
= Rp. 10.400.000,-
- Rp. .253.200
=
Rp. 10.146.800
VI STAKE
HOLDER
1.
Yang menerima Manfaat
Manfaat akan diterima adalah dalam bentuk
keuntungan materi dan moril. Keuntungan materi didapat pengelola usaha berupa
uang keuntungan hasil usaha dan kemudahan penyediaan susu murni varian rasa
bagi konsumsi masyarakat.
2.
Stake Holder
Stake holdernya adalah
a). Pemerintahan Daerah (Pemda)
b). Pemerintah Kota
c). Dinas Provinsi
3.
Kepemilikan
Usaha susu murni varian rasa ini kepemilikannya
berupa kemitraan
4.
Pengelola dan Pengontrol Usaha
Pengelola usaha peternakan adalah sarjana pendaping
dan anggota
VII PENUTU
Usaha susu murni merupakan sebuah
usaha yang bergerak dalam minuman sehat dimana susu adalah bagian dari empat
sehat lima sempurna, usaha susu murni ini dibangun dengan campuran vitamin dari
susu sendiri dan vitamin yang ada dalam buah-buahan.
Pengembangan susu murni memiliki peluang usaha yang sangat
besar dan secara teknis, ekonomi dan finansial layak untuk dikembangkan. Dengan
sumber daya yang kami miliki, sarana dan prasarana yang telah tersedia serta
kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang turut mendukung, diharapkan usaha
pembuatan susu murni varian rasa ini
dapat mendatangkan manfaat bagi pengelola usaha.
Prospek
industry pengolahan susu dianalisis dengan menggunakan metode SWOT, yang
bertujuan menganalisis situasi
perusahaan yang meliputi lingkungan internal terdiri dari peluang
(opportunity) dan (strength), kelemahan (weakness). Dan lingkungan
eksternal terdiri dari peluang
(opportunity) dan ancaman (threaten).
Daya
saing industi pengolahan susu diestimasi dengan beberapa variable, yaitu
ekspor, impor, produksi, pasokan dalm negeri, harga produk susu domestik, dan
kelayakan usaha.
Kebijakan
pemerintahb yang mengatur system perijinan, perdaganan produk, aturan kesehatan
dan lainnya pada industry pengolahan
susu diatur dalam bentuk Surat Keputusan (SK), Intruksi Presiden (Inpres)
maupun dalam bentuk Undang-Undang.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar