Selasa, 04 April 2017

LAPORAN PRAKTIKUM THT - TELUR ASIN




LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Disusun Oleh :
SURYA EKA TABARA
A.1510652



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR 2016/2017



BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memimiliki rasa yang enak dan lezat, ,udah dicerna dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung tekur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13%, lemak 12% serat vitamin dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuning telur. Kuning telur mengandung asam anino esensial yang membantu mempercepat pertumbuhan otot secara mineral seperti besi, fosfor, sedikit kalsium dan vitamin B kompleks. Ada pun putih tekur yang jumlahnya sekitar 60% dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat.
Kelemahan tellur yaitu memilliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Penyimpanan telur dalam waktu lama tanpa pengawetan dapat menurunkan bobot telur dan putih telur menjadi encer. Telur yang diawetkan dapat memperpanjang daya simpan tanpa mengurangi kadar gizinya. Salah satu cara pengawetan yang tidak gizinya yaitu diasinkan. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untung mempertahankan kualitas telur.





1.2           Tujuan
a.     Mengetahui cara pembuatan telur asin
b.    Mengetahui perbandingan warna sebelum dan sesudah diasinkan
c.     Memperlambat proses pembusukan (pengawetan)
d.    Mengetahui takaran yang tepat untuk membuat telur asin
e.     Mengetahui bahwa pembuatan telur asin dapat dijadikan sebagai ide membuat wirausaha





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Telur merupakan kumpulan makana yang disediakan induk unggas untuk perkembangan embrio menjadi anak ayam  didalam suatu wadah. Isi dari telur akan semakin habis begitu telur telah menetas. Telur tersusun atas tiga bagian utama : kulit telur, bagian cairan bening, can bagian cairan berwarna kuning (Rasyaf, 1990).
ü Kulit telur
Telur unggas biasanya mempunyai kulit yang halus, kuat dan berkapur. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketebalan kulit telir antara lain sifat turun-temurun dari induknya, musim/cuaca pembuahan, makanan induk dan faktor fisiologi lain. Kulit telur terdiri dari 4 bagian utama pembentuk kulit yaitu :
a.     Kutikula adalah lapisan luar yang menyelubungi seluruh permukaan kulit telur.
b.     Lapisan bunga karang adalah bagian terbesar dari kulit telur, terletak tibawah kutikula.
c.      Lapisan mamalia adalah lapisan ketiga pada kulit telur, lapisan ini berbentuk bongol-bongol dengan penampang bulat atau lonjong.
d.     Lapisan membrana adalah lapisan yang paling dalam, yang terdiri dari lapisan selaput yang berbentuk seperti kertas perkamen.

ü Putih telur
Putih telur menempati 60% dari seluruh telur. Bagian tersebut dinamakan albumen yang artinya putih. Umumnya 40% dari putih telur merupakan cairan kental, sisanya merupakan setengah padat. Ptih telur terdapat tiga bagian yaitu la[isan luar, tengah, dan lapisan dalam.
Lapisan terluar dari putih telur terdiri dari cairan kental yang mengandung beberapa serat musin. Lapisan tengah putih tekur dinamakan “albuminus sac”, biasanya lapisan tersebut merupakan anyaman musin berbentuk setengah padat. Sedangkan lapisan didalamnya merupakan cairan kental yang hampir mengandung musin.

ü Kuning telur
Kuning telur adalah embrio, khususnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembuahan pada telur. Sehimgga kuning telur merupakan bagian terpenting pada telur. Selain itu, kuning telur penuh akan zat-zat bernilap gizi tinggi yang berfungsi menunjang kehidupan embrio. Bentuk kuning telur hamper bulat, berwarna kuning atau jingga dan terletak tepat ditengah-tengah telur.



BAB III
METODE PRALTEK

3.1 Alat
·       Timbangan
·       Stoples
·       Panci
·       Kompor
·       Pisau
3.2 Bahan
·       Telur itik
·       Garam
·       Abu
·       Air

3.3 Metode
a.     Pembungkusan telur dengan adonan abu dan garam.
·       Cuci telur dengan air hangat hingga bersih, gosok menggunakan lap
·       Tumbuk garam hingga halus kemudian timbang garam dan abu
Perbandingan antara garam dan abu yaitu 1 : 2
·       Campurkan garam dan abu hingga merata dan tambahkan sedikit air agar mudah digumpalkan
·       Tutup seluruh bagian dengan adonan hingga rata, satu persatu. Simpan selama 10 hari
b.    Perendaman telur dalam larutan air garam
·       Cuci telur dengan air hangat hingga bersih, gosok menggunakan lap
·       Tumbuk garam hingga halus kemudian timbang garam dan larutkan dalam 1 liter air. Garam yang dipakai yaitu 30% dari jumlah air. Air yang digunakan adalah 1 liter air maka garam yang dilarut kan sebnyak 330 gram
·       Memasukkan telur kedalam larutan trsebut dan simpan selama 10 hari

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

1
Telur asin
a.     Pembungkusan dengan adonan abu.
b.     Perendaman dalam larutan garam.
a.     Tekstur lembut padat, rasa asin natural dan rasa amisnya berkurang.
b.     Tekstur lembut cair, rasa lebih asin dan warnanya pucat.

4.2 Pembahasan

Pengawetana telur dengan pe nggaraman umumnya menggunakan telur itik. Melalui proses pengasinan telur menjadi lebih lezat serta bau amisnya sangat berkurang. Telur asin yang dianggap baik rasa asinnya cukup tajam, kuning telurnya masir dan berminyak sehingga populer dengan julukan telur asin madu. Pengawetan telur dengan cara penggaraman dilakukan dengan perendaman dan pembalutan. Ada dua metode dalam pembentukan telur asin yaitu, pembungkusan telur dengan adonan abu dan garam dan perendaman telur dalam larutan air garam.
Telur asin biasanya menggunakan telur bebek kalorinya lebih tinggi 50% dari pada daging ayam dan kolesterolnya pun cukup tinggi serta ada kandungan nutrisinya yaitu 9 gram protein, 9,6 gram lemak, 1 gram karbohidrat, vit A danvit B12.
Larutan garam mempunyai sifat plasmolisis sehingga dapat menerobos pori-pori kulit telur dengan tekanan. Garam telah menggumpalkan proteinnya, sehingga penyerapannya didalam tubuh tidak semudah penyerapan protei telur segar.kandungan kalsium meningkat 2,5 kali setelah pengasinan.
Garam (NaCl) akan masuk kedalam telur dengan merembes melalui pori-pori kulit, menuju kebagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. Garam mula-mula akan diubah menjadi ion natrium (Na+)dan ion clhor (Cl-). Ion clhor inilah yang sebenarnya berfungsi sebagai bahan pengawet, dengan menghambat pertumbuhan mikroba pada telur dan karena dapat menghambat kerja enzim proteolitik ( enzim perusak protein).


BAB V KESIMPULAN
Dari laporan praktikum Teknologi Hasil Ternak ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
Telur asin yang meggunakan larutan garam rasanya lebih asin dibanding dengan yang dibungkus dengan campuran garam dan abu.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar: