LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI HASIL TERNAK
Disusun Oleh :
SURYA EKA TABARA
A.1510652
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada zaman ini kehidupan manusia sudah tergolong masyarakat
yang modern. Tentu saja masyarakat lebih menyukai kehidupan serba instan. Dalam
artian masyarakat tidak mau bersusah
payah dalam sekedar mengganjal perut. Mereka lebih memilih makanan instan yang
lebih cepat dan praktis dimakan dibandingkan memasak terlebih dahulu makanan
yang hendak dikonsumsinya.
Bakso
merupakan salah satu makananyang tergolong instan yang sudah tidak asing lagi
ditelinga masyarakat. Bakso yaitu produk olahan daging segar yang dicampur
dengan bumbu-bumbu lain kmudian dimasak.
Bakso sangat tinggi tingkat kesukaannya dikalangan masyarakat mulai dari
anak-anak hingga orang tua sekalipun. Bakso juga tidak sukar ditemui mulai dari warung kecil-kecilan hingga restauran
sekalipun.
1.2
Tujuan
Mengetahui cara membuat bakso yang benar dan higienis dengan
menggunakan bahan yang tepat untuk menghasilkan bakso yang baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakso adalah produk daging yang
banyak dikonsummsi dan sangat popular dikalangan masyarakat. Menurut standar
nasional Indonesia (1995) dalam astiti (2008),bakso daging adalah produk
makanan yang berbentuk bulat atau lainnya yang diperoleh dari campuran daging
ternak (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan pati (serealia) dengan atau
tanpa penambahan makanan lain, derta bahan makanan yang diizinkan. Kualitas
bakso sangat ditentukan oleh kualitas bahan mentahnya terutama jenis dan mutu
daging, macam tepung yang digunakan serta perbandingannya didalam adonan (Astiti,
2008)
Tekstur
bakso ditentukan oleh kandungan air, kadar lemak,dan jenis karbohidrat. Tekstur
yang didapat dari semua bakso ini yaitu agak halus. Hal ini dapat disebabkan
karna campuran kacang yang tidak ditumbuk dengan halus pada bakso kacang,
kentang yang tidak halus pada bakso kentang dan penambahan ebi serta jamur pada
bakso jambi. Kandungan air yang tinggi akan mengjhasilkan bakso dengan tekstur
bakso yang lembek, begitu juga dengankadar lemak yang tinggi akan mengahasilkan
bakso dengan tekstur yang berlubang-lubang (Octavianie, 2002). Bahan-bahan
bakso terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama bakso adalah
daging, sedangkan bahan tambahan bakso adalah bahan pengisi, garam, es atau air
es, bumbu-bumbu seperti lada, serta bahan penyebab (Sunarlim, 1992).
BAB III
METODE PRALTEK
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum
teknologihasil ternak mengenai pembuatan bakso dilakukan pada hari Sabtu, 14
Januari 20017, pukul 09.00 WIB sampai selesai. Bertempat diLaboratorium
Biologi, fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan, Universitas Djuanda, Bogor.
3.2 Alat
·
Kompor
·
Panic
·
Foot processor
·
Pisau
·
Timbangan
3.3 Bahan
·
Daging sapi 1kg
·
Es batu 300gr
·
Sagu 100gr
·
Garam 25gr
·
Lada 10gr
·
Bawang putih 50gr
3.4 Metode
ü
Iris daging kecil-kecil, msukkan
dalam foot processordan tambahkan es batu
ü
Aduk selama 3 menit
ü
Tambahkan sagu, garam, dan bumbu,
kemudian aduk kembali selama 3 menit
ü
Angkat adonan dan diamkan selama 1
jam
ü
Cetak dan masukkan kedalam panic yang
berisi air hangat
ü
Rebus sampai matang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
5
|
Bakso
|
a.
Menggunakan
STPP
b.
Tidak
menggunakan STPP.
|
a.
Tekstur lembut
dan pekat, warna menarik (abu-abu pekat), rasa Kenyal terasapada dagingnnya,
aroma wangi dan tampilan lebih meyakinkan.
b.
Tekstur pecah,
warna abu-abu pucat, rasa daginggya lebih terasa, aroma lumayan wangi dan
tampilan kurang meyakinkan.
|
4.2 Pembahasan
Bakso
adalah suatu produk daging yang dihaluskan, diberi bumbu dibentuk bulatan
kemudian di rebus. Di Indonesia bakso merupakan salah satu produk olahan daging
yang paling digemari oleh seluruh lapisan konsumen.
Pada
praktikum teknologi hasil ternak ini, ada perbedaan tekstur, warna dan
sebagainya antara pengolahan bakso yang menggunakan STPP (Sodium Tripolipospat)
dengan yang tidak menggunakan STPP. Maka dari itu, kandungan dari STPP tersebut
adalah sebagai berikut.
STPP
( Sodium Tripolipospat ) adalah pengenyal bakso dari sintesis kimia. Pengenyal
bakso ini berbentuk serbuk putih yang merupakan anorganik material dengan rumus
kimia Na5P3O10. STPP cukup familiar dikalangan
pedagang bakso karna harganya cukup terjangkau. STPP digunakan dengan
konsentrasi maksimum 0,4 %. Sebenarnya menurut para ahli pemakaian dengan
konsentrasi 0,1 % – 0,2 % sudah cukup bagus untuk mengenyalkan bakso karena
apabila pemakaian berlebihan maka menyebabkan rasa getar atau agak pahit.
BAB V KESIMPULAN
Dari
laporan praktikum Teknologi Hasil Ternak ini, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu :
Bakso
yang menggunakan STPP berbeda tekstur, warna, aroma dan tampilan dengan yang
tidak menggunkan STPP.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarlim, R. 1992. Karakteristik Mutu Bakso Daging
Sapi dan
Pengaruh Penambahan Natrium
Klorida Asam Laktat dan
Natrium Tipolofosfat Terhadap
Perbaikan Mutu. Fakultas
Peternakan. IPB, Bogor
Octavianie, Y. 2002. Kandungan Gizi dan Palatabilitas
Bakso
Campuran Daging dan Jantung
sapi. Fakultas Peternakan. IPB,
Bogor.
Dewan Standardisasi Nasional, 1995. SNI 01-3818, Bakso
Daging.
Dewan Standardisasi Nasional,
Jakarta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar