Selasa, 04 April 2017

LAPORAN PRAKTIKUM THT - BAKSO




LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Disusun Oleh :

SURYA EKA TABARA
A.1510652



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR 2016/2017





BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang
Pada zaman ini kehidupan manusia sudah tergolong masyarakat yang modern. Tentu saja masyarakat lebih menyukai kehidupan serba instan. Dalam artian masyarakat tidak mau  bersusah payah dalam sekedar mengganjal perut. Mereka lebih memilih makanan instan yang lebih cepat dan praktis dimakan dibandingkan memasak terlebih dahulu makanan yang hendak dikonsumsinya.
Bakso merupakan salah satu makananyang tergolong instan yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Bakso yaitu produk olahan daging segar yang dicampur dengan  bumbu-bumbu lain kmudian dimasak. Bakso sangat tinggi tingkat kesukaannya dikalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang tua sekalipun. Bakso juga tidak sukar ditemui mulai  dari warung kecil-kecilan hingga restauran sekalipun.

1.2           Tujuan
Mengetahui cara membuat bakso yang benar dan higienis dengan menggunakan bahan yang tepat untuk menghasilkan bakso yang baik


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Bakso adalah produk daging yang banyak dikonsummsi dan sangat popular dikalangan masyarakat. Menurut standar nasional Indonesia (1995) dalam astiti (2008),bakso daging adalah produk makanan yang berbentuk bulat atau lainnya yang diperoleh dari campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan pati (serealia) dengan atau tanpa penambahan makanan lain, derta bahan makanan yang diizinkan. Kualitas bakso sangat ditentukan oleh kualitas bahan mentahnya terutama jenis dan mutu daging, macam tepung yang digunakan serta perbandingannya didalam adonan (Astiti, 2008)
Tekstur bakso ditentukan oleh kandungan air, kadar lemak,dan jenis karbohidrat. Tekstur yang didapat dari semua bakso ini yaitu agak halus. Hal ini dapat disebabkan karna campuran kacang yang tidak ditumbuk dengan halus pada bakso kacang, kentang yang tidak halus pada bakso kentang dan penambahan ebi serta jamur pada bakso jambi. Kandungan air yang tinggi akan mengjhasilkan bakso dengan tekstur bakso yang lembek, begitu juga dengankadar lemak yang tinggi akan mengahasilkan bakso dengan tekstur yang berlubang-lubang (Octavianie, 2002). Bahan-bahan bakso terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama bakso adalah daging, sedangkan bahan tambahan bakso adalah bahan pengisi, garam, es atau air es, bumbu-bumbu seperti lada, serta bahan penyebab (Sunarlim, 1992).



BAB III
METODE PRALTEK

3.1 Waktu  dan Tempat
            Praktikum teknologihasil ternak mengenai pembuatan bakso dilakukan pada hari Sabtu, 14 Januari 20017, pukul 09.00 WIB sampai selesai. Bertempat diLaboratorium Biologi, fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan, Universitas Djuanda, Bogor.
3.2 Alat
·        Kompor
·        Panic
·        Foot processor
·        Pisau
·        Timbangan
3.3 Bahan
·        Daging sapi              1kg
·        Es batu                                  300gr
·        Sagu                                       100gr
·        Garam                                   25gr
·        Lada                                       10gr
·        Bawang putih                      50gr
3.4 Metode
ü Iris daging kecil-kecil, msukkan dalam foot processordan tambahkan es batu
ü Aduk selama 3 menit
ü Tambahkan sagu, garam, dan bumbu, kemudian aduk kembali selama 3 menit
ü Angkat adonan dan diamkan selama 1 jam
ü Cetak dan masukkan kedalam panic yang berisi air hangat
ü Rebus sampai matang


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
5
Bakso
a.     Menggunakan STPP
b.     Tidak menggunakan STPP.
a.     Tekstur lembut dan pekat, warna menarik (abu-abu pekat), rasa Kenyal terasapada dagingnnya, aroma wangi dan tampilan lebih meyakinkan.
b.     Tekstur pecah, warna abu-abu pucat, rasa daginggya lebih terasa, aroma lumayan wangi dan tampilan kurang meyakinkan.

4.2 Pembahasan
Bakso adalah suatu produk daging yang dihaluskan, diberi bumbu dibentuk bulatan kemudian di rebus. Di Indonesia bakso merupakan salah satu produk olahan daging yang paling digemari oleh seluruh lapisan konsumen.
Pada praktikum teknologi hasil ternak ini, ada perbedaan tekstur, warna dan sebagainya antara pengolahan bakso yang menggunakan STPP (Sodium Tripolipospat) dengan yang tidak menggunakan STPP. Maka dari itu, kandungan dari STPP tersebut adalah sebagai berikut.
STPP ( Sodium Tripolipospat ) adalah pengenyal bakso dari sintesis kimia. Pengenyal bakso ini berbentuk serbuk putih yang merupakan anorganik material dengan rumus kimia Na5P3O10. STPP cukup familiar dikalangan pedagang bakso karna harganya cukup terjangkau. STPP digunakan dengan konsentrasi maksimum 0,4 %. Sebenarnya menurut para ahli pemakaian dengan konsentrasi 0,1 % – 0,2 % sudah cukup bagus untuk mengenyalkan bakso karena apabila pemakaian berlebihan maka menyebabkan rasa getar atau agak pahit.
BAB V KESIMPULAN
Dari laporan praktikum Teknologi Hasil Ternak ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
Bakso yang menggunakan STPP berbeda tekstur, warna, aroma dan tampilan dengan yang tidak menggunkan STPP.


DAFTAR PUSTAKA

Sunarlim, R. 1992. Karakteristik Mutu Bakso Daging Sapi dan
Pengaruh Penambahan Natrium Klorida Asam Laktat dan
Natrium Tipolofosfat Terhadap Perbaikan Mutu. Fakultas
Peternakan. IPB, Bogor
Octavianie, Y. 2002. Kandungan Gizi dan Palatabilitas Bakso
Campuran Daging dan Jantung sapi. Fakultas Peternakan. IPB,
Bogor.
Dewan Standardisasi Nasional, 1995. SNI 01-3818, Bakso Daging.
Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Tidak ada komentar: