Rabu, 05 April 2017

LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN PANGAN & TEKNOLOGI PANGAN - ANALISA KADAR AIR



LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN PANGAN & TEKNOLOGI PENGOLAHAN

ANALISA KADAR AIR 
PAKAN KOMERSIL
 
Disusun Oleh :

SURYA EKA TABARA
SAM SAYYIDINA
HAZIM FAUZAN
FIQRI NUR FIRDAUS
HILMAN
GALIH ADHI NUGROHO
 







JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR 2016/2017
 





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penetapan kadar air merupakan cara untuk mengukur banyaknya air yang terdapat dalamsuatu bahan pakan. Kadar air sering dijadikan parameter mutu suatu bahan pakan, baik yang sifatnya fisik, mikrobiologis, maupun kimiawi
Terdapat beberapa metode pengukuran kadar air, diantaranya metode pengeringan oven biasa, metode destilasi atau metode oven vakum.
Setiap senyawa kimia mempunyai spektrum penyerapan inframerah yang sangat spesifik sehingga spektrum tersebut sering disebut sebagai sidik jari dari senyawa yang bersangkutan.oleh karena itu spektrum penyerapan inframerah dari molekul air dapat digunakan sebagai dasar penetapan kadar air dari suatu bahan pakan baik bahan padat atau cairan, dimana intensitas penyerapan sinar inframerah bebanding lurus dengan kadar air.
Dalam praktikum ini dilakukan kadar air dengan metode oven, menggunakan sampel berupa pakan komersil. Metode pengeringan berprinsip pada pengukuran kehilangan berat akibat menguap air dari bahan yang dikeringkan pada suhu sekitar 100°C. Namun metode ini memiliki beberapa kelemahan:
1.      Banyak volatin (mudah menguap) akan teruapkan pada suhu pengeringan 100°C, oleh karena itu bahan yang banyak mengandung minyak volatin kuarang cocok untuk dianalisa kadar airnya dengan metode ini akan memberikan nilai kadar air yang lebih besar dari semestinya.
2.      Pada jenis pakan tertentu, tidak seluruh air yang dikandung akan menguap. Air yang dapat menguap disebut air bebas, sementara yang lainnya disebut air terikat yang sulit di uapkan karena berikatan dengan komponen pakan yang lainnya.
3.      Jumlah air bebas akan meningkat dengan meningkatnya suhu.pengeringan, oleh karena itu penting untuk menggunakan suhu yang sama untuk jenis bahan pakan jika akan dibandingkan.


1.2 tujuan
·         Mengetahui kadar air yang terkandung dalam sample pakan komersil


BAB II
METODE PRAKTEK
2.1  Alat Dan Bahan
Alat:
Ø  Sudip
Ø  Cawan aluminium
Ø  Desikator
Ø  Oven (100°C - 105°C)
Ø  Gegep stainlis
Ø  Timbangan analitik
Ø  Neraca analitik

Bahan : pakan komersil

2.2  Prosedur Kerja
-          Keringkan cawan aluminium dalam oven pada suhu 100°C selama 15 menit, dinginkan dalam deksikator 10 menit lalu timbang cawan dengan neraca analitik (A gram).
-          Timbang sampel sebanyak 5 gram dengan neraca analitik (x Gram), penimbangan dapat dilakukan dengan menempatkan sampel langsung dalam cawan yang telah kering diatas, lalu ditimbang.
-          Keringkan cawn dan sampel dalam oven 105°C selama kurang lebih 3 jam, dinginkan di dalam deksikator, kemudian timbang (Y Gram).
-          Keringkan kembali dalam oven selama 30 menit, lalu timbang kembali. Ulangi perlakuan ini hingga diperoleh barat sampel kering relatif konstan.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1  Hasil
Pengamatan
Cawan 1
Pakan Komersil
Berat cawan

21, 1599

Berat cawan + sampel (sebelum dipanaskan)

26,1537
Berat cawan + sampel (setelah dipanaskan)

25,1105
Berat sampel basah

72,07

3.2  Pembahasan
Air merupakan substansi yang dibutuhkan dalam komponen penyusun bahan pangan dengan jumlah yang cukup. Setiap bahan pangan memiliki kadar air yang berbeda-beda. Kadar air merupakan suatu indikator yang dapat digunakan sebagai penyimpanan. Kadar air sangat mempengaruhi masa kadaluarsa dari bahan pangan itu sendiri. Bahan pangan yang kering akan lebih tahan lama dibandingkan dengan bahan pangan yang memiliki kadar air tinggi karena hal ini sangat memungkinkan untuk hidupnya suatu mikrooorganisme. Beberapa contoh bahan pangan dantaranya dalah tepung beras, tepung bumbu dan tepung terigu. Masing-masing bahan ini memiliki kadar air berbeda. Oleh sebab itu dilakukan analisa perbedaan dari masing-masing bahan pangan dengan metode oven.
Kadar air yang didapat dalam berat kering pada ketiga bahan bervariasi, begitu pun berat basah. Kadar air berat kering adalah perbandingan antara berat air didalam bahan tersebut dengan berat keringnya. Sedangkan kadar air berat basah adalah perbandingan antara berat air didalam bahan dengan berat bahan pangan.


BAB IV
KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai kadar air kadar air pada pakan komersil berjumlah 72,07 sedangkan literatur menyebutkan bahawasannya kadar air pada pakan komersil berkisar 76,42%. Pakan dengan kadar air rendah dapat disimpan lebih lama karena tidak memungkinkan tumbuhnya mikroorganisme yang dapat membuatnya kadaluarsa.



DAFTAR PUSTAKA

M. Amin, Jaksen. 2015. Penuntuk Praktikum Teknologi Pangan. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta.
Hartadi, H., A.  D.  Tilman, S.  Reksodiprogo.  1993.  Daftar Komposisi Bahan Makanan Ternak di Indonesia.  PT.  Gramedia, Jakarta.

Murtidjo, B.A. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius, Yogyakarta.

Puger, A. W. 1997. Pengaruh Cara Pengawetan Terhadap Komposisi Kimia Dan Efisiensi dalam Bentuk Hay Dan Silase Pada Daun 16Provenan Gamal(Gliricidia Sepium). Jurusan Nutrisi dan  makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana. Denpasar

Rasyaf, M. 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tidak ada komentar: