LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN PANGAN & TEKNOLOGI PENGOLAHAN
ANALISA KADAR AIR
PAKAN KOMERSIL
Disusun Oleh :
SURYA EKA TABARA
SAM SAYYIDINA
HAZIM FAUZAN
FIQRI NUR FIRDAUS
HILMAN
GALIH ADHI NUGROHO
|
|
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penetapan kadar
air merupakan cara untuk mengukur banyaknya air yang terdapat dalamsuatu bahan
pakan. Kadar air sering dijadikan parameter mutu suatu bahan pakan, baik yang sifatnya
fisik, mikrobiologis, maupun kimiawi
Terdapat beberapa metode pengukuran kadar air, diantaranya metode
pengeringan oven biasa, metode destilasi atau metode oven vakum.
Setiap senyawa kimia mempunyai spektrum penyerapan inframerah yang
sangat spesifik sehingga spektrum tersebut sering disebut sebagai sidik jari
dari senyawa yang bersangkutan.oleh karena itu spektrum penyerapan inframerah
dari molekul air dapat digunakan sebagai dasar penetapan kadar air dari suatu
bahan pakan baik bahan padat atau cairan, dimana intensitas penyerapan sinar
inframerah bebanding lurus dengan kadar air.
Dalam praktikum ini dilakukan kadar air dengan metode oven,
menggunakan sampel berupa pakan komersil. Metode pengeringan berprinsip pada
pengukuran kehilangan berat akibat menguap air dari bahan yang dikeringkan pada
suhu sekitar 100°C. Namun metode ini memiliki beberapa kelemahan:
1.
Banyak
volatin (mudah menguap) akan teruapkan pada suhu pengeringan 100°C, oleh karena
itu bahan yang banyak mengandung minyak volatin kuarang cocok untuk dianalisa
kadar airnya dengan metode ini akan memberikan nilai kadar air yang lebih besar
dari semestinya.
2.
Pada
jenis pakan tertentu, tidak seluruh air yang dikandung akan menguap. Air yang
dapat menguap disebut air bebas, sementara yang lainnya disebut air terikat
yang sulit di uapkan karena berikatan dengan komponen pakan yang lainnya.
3.
Jumlah
air bebas akan meningkat dengan meningkatnya suhu.pengeringan, oleh karena itu
penting untuk menggunakan suhu yang sama untuk jenis bahan pakan jika akan
dibandingkan.
1.2 tujuan
·
Mengetahui
kadar air yang terkandung dalam sample pakan komersil
BAB II
METODE PRAKTEK
2.1
Alat
Dan Bahan
Alat:
Ø Sudip
Ø Cawan aluminium
Ø Desikator
Ø Oven (100°C - 105°C)
Ø Gegep stainlis
Ø Timbangan analitik
Ø Neraca analitik
Bahan : pakan komersil
2.2
Prosedur
Kerja
-
Keringkan
cawan aluminium dalam oven pada suhu 100°C selama 15 menit, dinginkan dalam
deksikator 10 menit lalu timbang cawan dengan neraca analitik (A gram).
-
Timbang
sampel sebanyak 5 gram dengan neraca analitik (x Gram), penimbangan dapat
dilakukan dengan menempatkan sampel langsung dalam cawan yang telah kering
diatas, lalu ditimbang.
-
Keringkan
cawn dan sampel dalam oven 105°C selama kurang lebih 3 jam, dinginkan di dalam
deksikator, kemudian timbang (Y Gram).
-
Keringkan
kembali dalam oven selama 30 menit, lalu timbang kembali. Ulangi perlakuan ini
hingga diperoleh barat sampel kering relatif konstan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
|
Pengamatan
|
Cawan 1
Pakan
Komersil
|
|
Berat cawan
|
21, 1599
|
|
Berat cawan + sampel
(sebelum dipanaskan)
|
26,1537
|
|
Berat cawan + sampel
(setelah dipanaskan)
|
25,1105
|
|
Berat sampel basah
|
72,07
|
3.2
Pembahasan
Air merupakan substansi yang dibutuhkan dalam komponen penyusun bahan
pangan dengan jumlah yang cukup. Setiap bahan pangan memiliki kadar air yang
berbeda-beda. Kadar air merupakan suatu indikator yang dapat digunakan sebagai
penyimpanan. Kadar air sangat mempengaruhi masa kadaluarsa dari bahan pangan
itu sendiri. Bahan pangan yang kering akan lebih tahan lama dibandingkan dengan
bahan pangan yang memiliki kadar air tinggi karena hal ini sangat memungkinkan
untuk hidupnya suatu mikrooorganisme. Beberapa contoh bahan pangan dantaranya
dalah tepung beras, tepung bumbu dan tepung terigu. Masing-masing bahan ini
memiliki kadar air berbeda. Oleh sebab itu dilakukan analisa perbedaan dari
masing-masing bahan pangan dengan metode oven.
Kadar air yang didapat dalam berat kering pada ketiga bahan bervariasi,
begitu pun berat basah. Kadar air berat kering adalah perbandingan antara berat
air didalam bahan tersebut dengan berat keringnya. Sedangkan kadar air berat
basah adalah perbandingan antara berat air didalam bahan dengan berat bahan
pangan.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai kadar air kadar air pada
pakan komersil berjumlah 72,07 sedangkan literatur menyebutkan bahawasannya
kadar air pada pakan komersil berkisar 76,42%. Pakan dengan kadar air rendah
dapat disimpan lebih lama karena tidak memungkinkan tumbuhnya mikroorganisme
yang dapat membuatnya kadaluarsa.
DAFTAR PUSTAKA
M. Amin, Jaksen. 2015. Penuntuk Praktikum Teknologi Pangan.
Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
Anggorodi, R. 1994. Ilmu
Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta.
Hartadi, H., A. D. Tilman, S.
Reksodiprogo. 1993. Daftar Komposisi Bahan Makanan Ternak di
Indonesia. PT. Gramedia, Jakarta.
Murtidjo,
B.A. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius, Yogyakarta.
Puger, A. W. 1997. Pengaruh
Cara Pengawetan Terhadap Komposisi Kimia Dan Efisiensi dalam Bentuk Hay Dan
Silase Pada Daun 16Provenan Gamal(Gliricidia Sepium). Jurusan Nutrisi dan makanan
Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana. Denpasar
Rasyaf, M. 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar