Rabu, 05 April 2017

LAPORAN PRAKTIKUM THT - KARAMEL SUSU




LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI HASIL TERNAK
KARAMEL SUSU
 
Disusun Oleh :
SURYA EKA TABARA
A.1510652



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR 2016/2017





BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Karamel adalah gula-gula yang terbentuk dari proses karamelisasi, sehingga menghasilkan cairan lengket berwarna beige sampai cokelat gelap. Karamel kadang terbentuk ketika memasak permen. Caramel dapat digunakan sebagai perisa dalam puding dan berbagai macam hidangan penutup, sebagai isian permen atau cokelat, atau sebagai topping es krim atau hidangan custard. Caramel susu merupakan salah satu produk olahan susu yang dibuat dengan menggumpalkan susu hingga bewarna kecokelat-cokelatan dan beraroma serta berasa khas.
Susu adalah suatu sekresi yang komposisinya sangat berbeda dari komposisi darah yang merupakan asal susu. Misalnya lemak susu kasein, laktosa yang disintesa oleh alveoli dalam kambing, tidak terdapat tempat lain manapun dalam tubuh sapi (muchtadi, 1992).


1.2   Tujuan
a.     Agar mahasiswa dapat mengelolah olahan hasil ternak
b.     Untuk mengawetkan susu
c.      Mengetahui cara pembuatan caramel dan meningkatkan nilai ekonomis



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Susu segar merupakan bahan makanan yang bernutrisi tinggi Karen amengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Nilai gizinya yang tinggi juga menyebabkan susu merupakan medium yang sangat disukai oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak dutangani secara benar (saleh, 2004).
Mikroorganisme yang berkembang didalam susu selain menyebabkan susu menjadi rusak juga membahayakan kesehatan masyarakat sebagai konsumen terakhir. Disamping itu penangan susu yang benar juga dapat menyebabkan daya simpan susu menjadi singkat, harga jual murah yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi pendapatan peternak  sebagai  produsen susu (saleh, 2004).
Kerusakan pada susu disebabkan oleh terbentuknya asam laktat sebagai hasil fermentasi  laktosa oleh e. coli. Fermentasi bakteri ini akan menyebabkan aroma susu menjadi berubah dan tidak disukai oleh konsumen. Tindalkan untuk meminimalisir  kontaminasi oleh mikroorganisme dan menghambat pertumbuhan bakteri pada susu agar dapat disimpanm lebih lama maka penanganan sesudah pemerahan hendaknya menjadi perhatian utama peternak (saleh, 2004).
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah kerusakan pada susu adalah dengan cara pemanasan (pasteurisasi) baik dengan suhu tinggi maupun suhu rendah yang dapat diterapkan pada peternak. Pemanasan ini diharapkan dapat membunuh bakteri pathogen yang membahayakan  kesehatan manusia dan meminimalisasi perkembangan bakteri lain, baik selama pemanasan maupun pada saat penyimpanan (saleh, 2004).



BAB III
METODE PRAKTEK


3.1 Alat
·        Wajan
·        Pengadukannya
·        Kompor
·        Nampan
·        Pisau
·        Kertas minyak

3.2 Bahan
·        Susu 1 liter
·        Gula invert (glukosa) 50 gr
·        Gula pasir 50 gr
·        Soda kue (natrium bikarbonat) 2,23 gr
·        Margarine 50 gr

3.3 Metode
A. Susu tanpa glukosa (gula invert)
Ø Siapkan susu sebanyak 500 ml dalam gelas ukur, lalu dimasukkan dalam wajan
Ø Tambahkan gula pasir, dan natrium bikarbonat didalam wajan dan diaduk perlahan dengan api kecil hingga 2/3 bagian
Ø Kemudian tambahkan margarine kedalam adonan susu setelah terbentuk benang-benang berwarna kecokelatan
Ø Adonan susu dimasak pada suhu 120-125°C hingga berwarna cokelat dan tidak lengket (kalis)
Ø Lalu letakkan diatas marmer dan diratakan dengan pengaduk plastik.
Ø Caramel kemudian dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan didinginkan
B. Susu menggunakan glukosa (gula invert)
Ø Siapkan susu sebanyak 500 ml dalam gelas ukur, lalu dimasukkan dalam wajan
Ø Tambahkan gula invert, gula pasir, dan natrium bikarbonat didalam wajan dan diaduk perlahan dengan api kecil hingga 2/3 bagian
Ø Kemudian tambahkan margarine kedalam adonan susu setelah terbentuk benang-benang berwarna kecokelatan
Ø Adonan susu dimasak pada suhu 120-125°C hingga berwarna cokelat dan tidak lengket (kalis)
Ø Lalu letakkan diatas marmer dan diratakan dengan pengaduk plastik.
Ø Caramel kemudian dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan didinginkan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1
Karamel susu
a.     Menggunakan gula invert.
b.     Tanpa menggunakan gula invert.
a.     Tekstur lembut, warna cokelat pekat, rasa lebih manis, aroma wangi dan tampilan lebih menarik.
b.     Tekstur lembut, wakna cokelat muda, rasa manis biasa, beraroma wangi dan tampilan cukup menarik.

4.2 Pembahasan
Karamel adalah pengolahan susu yang membentuk gula –gula dengan melalui proses karamelisasi. Susu itu sendiri mengandung nutrisi yaiu lemak 3,80 g, protein 3,50 g, laktosa 4,80 g dan mineral 0,65 ml. Susu merupakan emulsi lemak dalam air yang mengandung garam- garam mineral, gula dan protein.
Gula adalah sukrosa yang merupakan disakarida dan tersusun atas dua molekul monosakarida yaitu D-glukosa dan D-fruktosa. Sukrosa mempunyai sifat karameliasi yang hasilnya disebut karamel. Dalam industri gula terjadinya karamel dapat merusak warna standart.
Sukrosa adalah oligosakarida yang memiliki peran penting dalam pengolahan bahan makanan. Sukrosa yang dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa yang disebut gula invert.
Penggunaan gula invert yang berlebihan akan menyebabkan produk menjadi lengket dan tidak dapat mengeras serta terjadinya extra heating sehingga merusak flavor dan warna.



BAB V
KESIMPULAN

Dari laporan praktikum Teknologi Hasil Ternak ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
Karamel susu dibentuk dengan proses karamelisasi oleh gula, glukosa yang di larutkan dalam air susu.


DAFTAR PUSTAKA

Winarno, (1997), Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Syarat Mutu, (1995), Karamel, BPOM, Bandung
Muchtadi, (1992). Ilmi Pengetahuan Bahan Pangan. IPB., Bogor
Saleh, Eniza, (2004), Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ternak,
 www.digitallibrary.com, akses 21/01/2017. Bogor

Tidak ada komentar: